Kamis, 16 September 2021

Cara identifikasi Terminal Regulator

Pada regulator pengisian mobil terdapat beberapa terminal. Oleh karena itu dibutuhkan cara untuk tentukan terminal-terminal pada regulator sistem pengisian pada mobil. Lalu bagaimana cara identifikasi terminal regulator pengisian mobil?



Untuk cara identifikasi atau menemukan terminal regulator pada sistem pengisian mobil ada 2 cara yang bisa dipakai yakni Secara visual tanpa alat ukur dan dengan cara memakai alat ukur Ohmmeter.

Untuk lebih jelasnya berikut merupakan ulasan terkait dua cara yang dapat digunakan untuk identifikasi terminal pada regulator pengisian mobil.

 


Cara Identifikasi Terminal Regulator Pengisian Mobil

A.   Identifikasi Terminal Regulator Secara Visual

Cara identifikasi terminal regulator ini cukup melihat ciri khusus secara visual terkait terminal terminal pada regulator pengisian mobil yaitu:

1.    Menemukan Terminal E

Balik Status regulator jika kelihatan kabel terminal langsung di solder (digabungkan) dengan bodi regulator, karena itu terminal itu ialah terminal E.

2.    Menemukan Terminal IG dan F

Membuka tutup regulator, Terminal IG dan F ialah Yang digabungkan dengan tahanan atau resistor, Dikeling dengan poin holder yang jika diurutkan akan berjumpa pokok pada belitan Voltage regulator karena itu terminal tesebut ialah terminal IG, hingga seca langsung kita bisa dapatkan terminal yang satunya ialah terminal F

3.    Menemukan Terminal B

Saksikan platina samping yang terpisah (tidak sama-sama mendekat) pada Voltage relay, Balik status regulator dan mencari kabel yang diurutkan dengan platina barusan.

4.     Menemukan Terminal L dan N

Terminal L dan N ialah terminal yang disambungkan dengan kumparan,
Terminal N ialah terminal yang langsung keluar dari kumparan, sedang terminal L ialah selain berjumpa dengan kumparan digabungkan dengan poin holder platina tengah.

B. Identifikasi Terminal Regulator Dengan Alat Ukur (Ohm Meter)

Selain secara visual, cara mengenali terminal regulator pada mobil dapat menggunakan alat ukur seperti multitester atau ohm meter.

1. Menemukan Terminal E

Tempatkan salah satunya kabel ohm mtr. ke bodi regulator. Ujung yang lain ditempatkan ke semua terminal secara berganti-gantian, jika jarum memperlihatkan NOL disebutkan terminal E.

Catatan :
Platina voltage relay di penyekat dengan isolator (kertas atau karet) terlebih dulu agar tidak ada sama-sama mendekat.

2. Menemukan Terminal N

Sambungkan terminal E, yang satu keseluruh terminal.
Jika tahanan ± 23 Ω ( tahanan lebih kecil dibanding terminal L) disebutkan terminal N.

3. Menemukan Terminal L

Sambungkan terminal E, yang satu keseluruh terminal.
Jika tahanan ± 100 Ω (Tahanan semakin besar dari terminal N) disebutkan terminal L.

4. Menemukan Terminal B

Jika berjumpa dengan kabel yang tidak punyai jalinan dengan terminal lain disebutkan terminal B.

5. Menemukan Terminal IG

Satu kabel ke platina sisi tengah dari voltage regulator. Ujung lainnya disambungkan ke terminal-terminal regulator.
Jika tahanan ± 11 Ω disebutkan terminal IG atau terminal yang benjolannya berupa bintang atau terminal yang mendapat pokok pada voltage regulator (tentukan salah satunya cara)

6. Menemukan Terminal F

Karena ke-5 terminal telah bertemu, automatis terminal paling akhir yakni terminal F.


C. Identifikasi Terminal Regulator Dengan Warna Kabel

Cara paling mudah untuk  menemukan terminal regulator pengisian mobil yaitu dengan melihat warna kabel yaitu

1.      IG memiliki warna kabel putih strip merah

2.      N memiliki warna kabel putih strip biru

3.      F memiliki warna kabel putih strip hijau

4.      E memiliki warna kabel putih strip hitam

5.      L memiliki warna kabel kuning strip putih

6.      B memiliki warna kabel putih

Diatas adalah cara identifikasi terminal regulator pengisian pada mobil. Semoga dapat menambah wawasan pengetahuan.


Rabu, 08 September 2021

PERAWATAN SISTEM PENGISIAN( PEMERIKSAAN ARUS DAN TEGANGAN PENGISIAN )

 

PEMERIKSAAN ARUS DAN TEGANGAN PENGISIAN TANPA BEBAN

Langkah-langkah pemeriksaan arus dan tegangan pengisian tanpa beban meliputi:

·      Hubungkan clem positif volt meter dengan terminal positif baterai dan clem negatif volt meter dengan terminal negatif baterai.

·      Pasang amper meter dengan memasang clem induksi pada kabel positif baterai.



Pemasangan Volt-Amper meter

 

·      Hidupkan mesin, atur putaran mesin dari putaran idle sampai putaran 2000 rpm.

·      Periksa penunjukan pada Volt-Amper meter.

Standar penunjukan untuk sistem pengisian regulator mekanik: Arus kurang dari 10 A dan tegangan: 13,8-14,8 volt.


Standar penunjukan untuk sistem pengisian IC regulator: Arus kurang dari 10 A dan tegangan untuk regulator tipe A: 13,8-14,1 volt sedangkan tegangan tipe M: 13,9-15,1 volt.



Arus dan Tegangan pengisian tanpa beban

 

PEMERIKSAAN ARUS DAN TEGANGAN PENGISIAN DENGAN BEBAN

·      Pasang Volt meter yaitu menghubungkan clem positif pada terminal positif baterai dan clem negatif pada terminal negatif baterai.

·      Pasang amper meter dengan memasang clem induksi pada kabel positif baterai.



Pemasangan Volt-Amper meter

 

·      Hidupkan mesin, atur putaran mesin dari putaran idle sampai 2000 rpm, Hidupkan lampu kepala dan fan AC. Periksa penunjukan pada Amper-Volt meter.
Standar penunjukan untuk regulator mekanik , arus lebih dari 30 A dan tegangan: 13,8-14,8 A.
Standar penunjukan tegangan untuk sistem pengisian IC regulator, IC tipe A: 13,8-14,1 volt sedangkan regulator tipe M: 13,9-15,1 volt.



Tegangan dan Arus dengan beban

 

Apabila setelah dilakukan pemeriksaan seperti di atas dan hasil dari pemeriksaan arus serta tegangan kurang dari spesifikasi, maka lakukan langkah berikut:

·      Periksa tegangan antara terminal positif baterai dengan terminal B alternator, tegangan harus NOL volt, jika ada tegangan berarti ada sambungan yang kurang kuat atau putus.

·      Periksa tegangan antara bodi alternator dengan terminal negatif baterai, tegangan harus NOL volt, bila ada tegangan maka pemasangan alternator kurang baik, terminal kotor atau kabel massa kendor/berkarat.



Pemeriksaan Kabel atau Konektor kotor atau kendor

 

Jika hasil pemeriksaan arus dan tegangan menunjukan sistem pengisian tidak berfungsi, yaitu tidak ada arus pengisian maka:

·      Tipe regulator mekanik: Hubungkan terminal F dengan terminal B menggunakan kabel jumper, dengan langkah ini jika arus pengisian normal maka kemungkinan yang rusak adalah regulator, fuse atau kabel regulator lepas. Bila tidak ada arus pengisian kemungkinan alternator yang rusak maka harus  dioverhaul.

·      Tipe IC regulator: Pada sistem pengisian dengan IC regulator bila tidak ada arus pengisian, maka hubungkan terminal F dengan bodi alternator menggunakan kawat atau penghantar. Bila arus pengisian menjadi normal maka kemungkinan yang rusak adalah IC regulator. Jika tetap tidak ada pengisian kemungkinan yang rusak adalah alternatornya dan harus dioverhaul.



Jumper pada Alternator dengan IC Regulator

 

Trouble Shooting

 

Alternator berfungsi untuk menghasilkan energi listrik dari putaran mesin. Energi
listrik yang dihasilkan digunakan untuk mengisi energi dalam aki dan digunakan
untuk peralatan listrik lainnya. Kerusakan pada alternator biasanya tidak terlihat
langsung, tetapi dampaknya lebih terlihat pada kegagalan aki dalam menyediakan
energi listrik bagi peralatan listrik kendaraan. Berikut ini beberapa tanda kerusakan
pada alternator:


Kerusakan Pada Sistem Pengisian :

Aki tidak terisi tetapi mesin dapat distarter. Hal ini karena:

1. Belt alternator kendor atau sudah aus.

2. Kabel alternator terkelupas atau putus.

3. Alternator rusak

4. Regulator tegangan rusak

5. Baterai rusak


Alternator berisik. Hal ini karena:

1. Belt alternator kendor atau sudah aus.

2. Flens puli alternator bengkok

3. Alternator rusak

4. Dudukan alternator kendor

 

Lampu atau sekering seringkali putus. Hal ini karena:

C  Sistem perkabelan ada yang rusak.

C  Alternator rusak

C  Aki rusak.

Lampu pengisian akan menyala, bila alternator tidak mengirimkan jumlah listrik yang normal. Ini terjadi kalau tegangan dari terminal N alternator kurang dari jumlah yang diperlukan.


Lampu indikator accu yang menyala terus saat mesin hidup adalah tanda terjadi masalah pada sistem pengisian. Penyebabnya bisa karena undercharge atau overcharge.

Pada prinsipnya pasokan dan kebutuhan listrik harus setara. Energi listrik yang dihasilkan alternator ini harus sesuai dengan beban listrik yang dipakai. Mobil umumnya mempunyai tegangan standar alternator 13 volt hingga 15,2 volt.


Pasokan listrik dari alternator tidak boleh di bawah atau di atas angka tersebut. Jika pasokan listrik di bawah angka standar, maka disebut undercharge. Sebaliknya, jika lebih dari 15,2 volt disebut overcharge. Bila dibiarkanundercharge , bisa berpotensi aki kekurangan listrik, sehingga mesin tidak dapat di starter. Pasalnya untuk menstarter mesin dibutuhkan listrik yang besar. Sebaliknya, kondisi overcharge menyebabkan pasokan listrik dari alternator berlebih. Ini akan membuat dlam aki terjadi reaksi kimia yang berlebihan sehingga aki menjadi panas dan bertekanan tinggi. Oleh karena itu kedua kondisi ini harus dihindari.

Pengetesan Komponen Sistem Pengisian

Cara mengetes rectifier/kiprok:

·      Set multitester/AVO meter di Volt DC 50 V.

·      Tempelkan kabel merah (+) ke kutub Positif dan kabel hitam (-) kekutub Negatif.

·      Hidupkan mesin, biarkan pada rpm idle, lihat pembacaan di meter, harusnya menunjukkan 12 Volt

·      Naikkan rpm sampe >5000rpm, lihat pembacaan harusnya bergerak naik berkisar 13,5 Volt s/d 14,5 Volt (CMIIW). Bila menunjukkan nilai diluar kisaran itu berarti kiprok/rectifier rusak.


Cara mengetes alternator/spul :

·      Copot kabel yang menghubungkan alternator ke kiprok/rectifier.

·      Set multitester/AVO meter di Volt AC 50 V

·      Hubungkan ke dua kabel dari multitester/AVO meter ke 2 kabel kuning dan dari alternator. Hati-hati sekali jangan sampai short/tersambung.

C  Nyalakan mesin, biarkan pada rpm idle.

C  Lihat pembacaan pada AVO meter, bila menunjuk ke kiri, berarti kabel terbalik. Bila menunjuk ke kanan dan pada >12Volt, berarti masih baik.


Yang harus diperhatikan pada system pengisian adalah :

·      Semua socket dan kutub aki harus dalam keadaan bersih, tidak ada oksidasi
maupun karat.

·      Pastikan tidak ada kabel yang menyentuh bagian heatsink rectifier.

·      Selalu memeriksa ketingian air aki. Karena ini bisa sebagai indikasi kiprok rusak.
Bila air aki cepat habis, berarti arus listrik pengisian terlalu besar, berarti juga
kiprok mendekati rusak.

PERAWATAN SISTEM PENGISIAN(PEMERIKSAAN V BELT)

 

Pada sistem pengisian V belt berfungsi untuk meneruskan putaran mesin ke alternator. Apabila tegangan V belt kurang maka akan menyebabkan terjadinya slip sehingga kecepatan putaran alternator kurang dan akibatnya out put alternator kurang.

 

Penurunan tegangan V belt disebabkan oleh keausan V belt karena faktor usia atau perubahan penyetelan. Kerusakan yang terjadi pada V belt akibat dimakan usia, diantaranya: V belt aus, elastisitas menurun dan V belt menjadi pecah. apabila kerusakan pada V belt tidak diperhatikan maka terdapat kemungkinan V belt putus pada saat kondisi mesin hidup.

Langkah-langkah dalam pemeriksaan V belt, yaitu:

·      Lepas V belt dari kemungkinan retak, rip lepas retak atau cacat

·      Pasang kembali dan setel tegangan V belt dengan menekan dengan kekuatan 10 kg, standar defleksi untuk belt lama = 7-10mm dan untuk belt baru = 5-7 mm.

Untuk jenis v belt juga harus memeriksa pemasangannya terhadap pully. Pemeriksaan Belt tipe multi V. Besar difleksi untuk belt lama sebesar 7-8 mm, sedangkan belt baru 5-7 mm dengan tegangan belt  45-55 kg untuk belt baru dan 20-35 kg untuk belt lama.






PERAWATAN SISTEM PENGISIAN (MERAWAT BATERAI)

 

Sistem pengisian harus dirawat dengan baik supaya arus listrik tidak mengalami gangguan selama digunakan. jika sistem pengisian tidak dirawat dengan baik akan muncul beberapa akibat, seperti:

·      Pengisian baterai kurang sempurna, energi listrik yang disimpan baterai kurang dan mesin tidak dapat distarter.

·      Baterai tidak dapat menyimpan energi listrik.

·      Usai pemakaian baterai lebih pendek.

Perawatan sistem pengisian meliputi beberapa hal, antara lain:

·      Perawatan baterai

·      Pemeriksaan V belt, Pemeriksaan pada V belt meliputi: pemeriksaan tegangan V belt dan kondisi fisik V belt, seperti keretakan.

·      Pemeriksaan arus dan tegangan pengisian.

 

MERAWAT BATERAI

Pada kendaraan baik mobil maupun sepeda motor, baterai mempunyai peranan yang penting, baik saat mesin hidup maupun saat mesin distarter. Perawatan baterai yang baik akan memberikan beberapa manfaat seperti:

·      Mencegah baterai dari kemungkinan kekurangan elektrolit baterai, Kekurangan elektrolit terjadi karena saat proses pengisian dan pengosongan terjadi penguapan. Jika elektrolit pada baterai kurang maka menyebabkan baterai menjadi panas, terjadi kristalisasi pada sel-sel baterai, dan bahan aktif pada sel baterai lepas. Jika bahan aktif baterai lepas menyebabkan efektifitas baterai menurun dan bahan aktif sel yang lepas akan jatuh di dasar kotak atau terselip di antara sel sehingga baterai dapat terjadi pengosongan sendiri (self discharge).

·      Terminal baterai menjadi awet, Kerusakan yang terjadi pada terminal baterai biasanya adalah korosi. Korosi disebabkan oleh uap dari elektrolit dan panas akibat terminal kendur.

 

Gangguan yang sering dirasakan adalah fungsi saat mesin distarter, dimana jika bateri kurang baik maka energi yang disimpan tidak cukup untuk melakukan starter sehingga kendaraan sulit distarter atau bahkan tidak bisa distarter.

Penyebab energi listrik tidak cukup untuk melakukan starter disebabkan beberapa hal, yaitu:

·      Energi listrik yang dihasilkan sistem pengisian lebih kecil dari energi listrik yang dibutuhkan untuk starter.

·      Baterai sudah lemah sehingga tidak mampu menyimpan energi listrik atau terjadi pengosongan sendiri.

·      Kontak pada terminal baterai maupun motor starter kotor atau kurang kuat.

 

Jika kendaraan tidak digunakan dalam waktu yang lama maka energi yang tersimpan di baterai dapat kosong atau habis dengan sendirinya, hal ini disebut dengan self discharger. Besarnya self discharger ditunjukan dalam persentase kapasitas baterai. Besarnya self disharger biasanya berkisar 0,3-1,5% per hari pada temperatur 20-30 derajat celcius tiap hari, atau baterai dapat kosong sendiri dalam waktu 1-3 bulan.

 

Self discharge atau pengosongan sendiri pada baterai disebabkan beberapa hal, yaitu:

·      Adanya bahan aktif yang rusak dan menempel antar sel baterai.

·      Ketidak murnian logam seperti besi atau magnesium yang bercampur dengan elektrolit. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa menambah elektrolit harus menggunakan air suling atau air yang tidak mengandung logam.

·      Bahan aktif baterai.

 

Temperatur elektrolit baterai.




KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM MERAWAT BATERAI

Perawatan baterai meliputi dua hal, yaitu:

·      Membersihkan terminal baterai dari karat atau kotoran yang lain.

·      Memeriksa jumlah dan berat jenis elektrolit.

 

Membersihkan terminal baterai

Terminal baterai merupakan bagian yang mudah mengalami kerusakan akibat korosi, bila terminal korosi maka  tahanan pada terminal bertambah dan terjadi penurunan tegangan pada beban sehingga beban tidak dapat berfungsi optimal.  Untuk mencegah hal tersebut maka terminal harus dibersihkan. Pembersihan terminal baterai dilakukan dengan cara:

·      Kendorkan baut pengikat baterai sesuai dengan kontruksi baterai.

·      Bila terminal tersebut melekat dengan kuat pada pos baterai, jangan memukul atau mencungkil terminal baterai untuk melepaskannya. Ini dapat merusak posnya atau terminal baterai. Gunakan obeng untuk melebarkan terminal, kemudian tarik dengan traker khusus.



·      Bersihkan terminal baterai menggunakan amplas atau sikat khusus.


·      Oleskan grease atau vet pada terminal dan konektor, kemudian pasang terminal dan kencangkan baut pengikatnya.

·      Lakukan pemeriksaan tahanan pada terminal baterai dengan menggunakan volt meter. Caranya: Colok ukur positip dihubungkan terminal pisitip baterai dan colok ukur negatip dihubungkan konektor baterai Lakukan starter mesin, dan tegangan pada volt meter harus tetap Nol, bila volt meter menunjukkan tegangan maka terdapat tahanan pada terminal baterai.

Memeriksa jumlah dan berat jenis elektrolit

Dalam pemeriksaan elektrolit ada dua hal yang dilakukan yaitu: pemeriksaan jumlah elektrolit dan berat jenis elektrolit.

Jumlah elektrolit di dalam baterai dapat berkurang karena beberapa hal, seperti:

·      Cairan elektrolit menguap, Selama proses pengisian maupun pengosongan listrik pada baterai terjadi efek panas sehingga eletrolit baterai menguap sehingga jumlah elektrolit berkurang. Jumlah elektrolit yang baik adalah diantara tanda batas Upper Level dengan Lower Level. Jumlah elektrolit yang kurang menyebabkan sel baterai cepat rusak, sedang jumlah elektrolit berlebihan menyebabkan tumpahnya elektrolit saat batarai panas akibat pengisian atau pengosongan berlebihan. Untuk menambah jumlah elektrolit yang kurang  cukup dengan menambah H2O atau terjual dengan nama Air Accu.

·      Over Charging, Penyebab elektrolit cepat berkurang dapat disebabkan oleh overcharging, oleh karena bila berkurangnya elektrolit tidak wajar maka periksa dan setel arus pengisian.

·      Baterai retak, Keretakan baterai dapat pula menyebabkan elektrolit cepat berkurang, selain itu cairan elektrolit dapat mengenai bagian kendaraan, karena cairan bersifat korotif maka bagian kendaraan yang terkena elektrolit akan korosi.

 

Elektrolit baterai yang dijual  ada dua macam yaitu  air accu dan air zuur.  Air accu merupakan air murni (H2O) dengan sedikit asam sulfat, sedangkan air zuur kandungan asam sulfatnya cukup besar sehingga berat jenisnya lebih tinggi.  Air accu digunakan untu menambah elektrolit baterai yang berkurang, sedangkan air zuur digunakan untuk mengisi baterai pada kondisi kosong. Penambahan elektrolit dengan air zuur menyebabkan berat jenis elektrolit terlalu tinggi. Kesalahan ini dapat menyebabkan interprestasi hasil pengukuran keliru, sebab hasil pengukuran menunjukkan berat jenis elektrolit baterai tinggi tetapi kapasitas listrik yang tersimpan  kecil.

 

Selain jumlah elektrolit pemeriksaan juga perlu dilakukan terhadap berat jenis elektrolit. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai menggunakan alat hidrometer. Pemeriksaan berat jenis elektrolit baterai merupakan salah satu metode untuk mengetahui kapasitas baterai. Baterai penuh mempunyai Bj 1,27-1,28, baterai kosong Bj 1,100-1,130.  Hubungan berat jenis dan kapasitas adalah sebagai berikut:




Dari hasil pengukuran akan diperoleh data kondisi elektrolit, bila berat jenis elektrolit lebih dari 1,280 maka tambahkan air suling agar berat jenis berkurang 1.280 penyebab terllu tingginya berat jenis dapat disebabkan kekeliruha waktu menambah elektrolit, saat lektrolit kurang harus ditambahkan air suling bukan elektrolit atau air zuur. Lakukan pengisian penuh, bila hasil pengukuran urang dari 1.210 atau ganti dengan baterai baterai baru.

 

Perbedaan berat jenis antar sel tidak boleh melebihi 0.040, bila hal ini terjadi maka lakukan pengisian penuh, kemudian ukur kembali beratjenisnya, bila berat jenis antar sel melebihi 0.030, setel berat jenis dengan menambah air suling atau menambah air zuur sampai elektrolit hamper sama, namun bila tidak bisa dilakukan, ganti dengan baterai baru.

 

Terdapat beberapa produsen baterai menggunakan indicator berat jenis baterai yang menjadi satu kesatuan dengan sumbat baterai, atau dipasang satu indicator tersendiri. Adanya indicator berat jenis baterai membuat perawatan lebih mudah, karena saat perawatan pemeriksaan berat jenis membutuhkan  waktu yang cukup lama, dan bila tidak dilakukan degan hati-hati elektrolit  dapat tumpah/menetes pada kendaraan.

 

Indikator pada baterai jenis ini mempunyai 3 warna, yaitu:

·      Warna hijau (green) , sebagai indikasi baterai masih baik

·      Warna hijau gelap (dark green) , sebagai indikasi baterai perlu diperiksa elektrolitnya dan diisi

·      Kuning (yellow), sebagai indikasi baterai perlu diganti






Pinion Depth & Contact Patch Explained

Amati Video Berikut dan diskusikan dengan temen